Apa Tujuan Vasco Da Gama Membawa Batu Padrao Dalam Perjalanannya


MUSEUM SRI BADUGA PRASASTI KAWALI

Baca: Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia Pada tahun 1498, Vasco da Gama sampai di Kalikut (kalkuta), India dan juga Goa di pantai barat India. Ternyata rombongan Vasco da Gama sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao yang sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi diberi patok batu padrao sebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan.


Jalan Pasar Baru, Batu Penggilingan And Prasasti Padrao Dedetermined To Be A DKI Cultural

Baca juga: Batu Penggilingan Abad Ke-18 Ditemukan di Trotoar TB Simatupang, Ini Sejarahnya. Kemudian, Prasasti Padrao yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya merupakan koleksi dari Museum Nasional Indonesia. Batu padrao memiliki ketinggian sekitar 2,5 meter dan memiliki empat sisi, tetapi hanya dua sisi yang tampak ada inskripsinya.


Kisah Lain Batu Tulis Bogor

Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padrao sebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di Goa, India itu Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng.


Kompleks Jalan Pasar Baru, Batu Penggilingan dan Prasasti Padrao Sebagai Benda Cagar Budaya

Sebagai informasi, pada tanggal 21 Agustus 1522, Batu Padrao ini menjadi penanda perjanjian internasional antara Kerajaan Sunda (Pajajaran) dan Portugis yaitu Surawisesa dan Henrique Leme. Kehadiran Prasasti Padrao ini juga sekaligus menjadi penanda pembangunan Sunda Kelapa sebagai salah satu zona ekonomi pada masa itu. (faf)


Apa Tujuan Vasco Da Gama Membawa Batu Padrao Dalam Perjalanannya

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan kompleks Jalan Pasar Baru Jakarta Pusat dan Prasasti Padrao di Museum Nasional serta Batu Penggilingan di Jakarta Timur masing-masing sebagai kawasan dan benda cagar budaya.. Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana, dalam keterangan di Jakarta, Rabu, 21 September 2022, mengatakan penetapan melalui Keputusan Gubernur.


Sejarah Kerajaan Tarumanegara Edu Sejarah

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan kompleks Jalan Pasar Baru Jakarta Pusat, Prasasti Padrao di Museum Nasional, serta Batu Penggilingan di Jakarta Timur sebagai kawasan dan benda cagar budaya. Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana, mengatakan penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Gubernur yang dilaksanakan setelah melalui proses kajian yang.


Kompleks Jalan Pasar Baru, Batu Penggilingan dan Prasasti Padrao Sebagai Benda Cagar Budaya

Prasasti Padrao. Padrao adalah semacam "monumen peringatan" yang menegaskan kesepakatan antara raja Sunda dan Henrique Lemé dalam dokumen tertanggal 21 Agustus 1522. Padrao mendirikan tempat yang dijanjikan akan dibangun tembok, ketika Henrique Lemé kembali ke Malaka, khususnya di daerah bernama Calapa (Sunda Kelapa).


Penjelajah Wisata Batu Bata Padrao Dos Descobrimentos Foto Latar belakang Dan Gambar Untuk

Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal atau Padrão Sunda Kelapa adalah sebuah prasasti berbentuk tugu batu ( padrão) yang ditemukan pada tahun 1918 di Batavia, Hindia Belanda. Prasasti ini menandai perjanjian Kerajaan Sunda - Kerajaan Portugal yang dibuat oleh utusan dagang Portugis dari Malaka yang dipimpin Enrique Leme dan membawa barang.


la cuisine de Lia Sejarah Tugu Batu Sawangan Depok

Padrão ( bahasa Portugis, dibaca kira-kira "padraung", dengan bunyi "ng" lemah) adalah suatu batu prasasti berukuran besar yang bergambarkan lambang Kerajaan Portugal, yang didirikan oleh para penjelajah Portugal sebagai bagian dari upaya klaim wilayah Portugal, selama Abad Penjelajahan. Diketahui bahwa Bartolomeu Dias, Vasco da Gama, dan.


Background Patung Batu Bata Padrao Dos Descobrimentos Lisbon Yang Terkenal Foto Dan Gambar Untuk

Padrao merupakan batu peringatan perjanjian antara Portugis dan Kerajaan Sunda. Pada tahun 1522, Gubernur Portugis di Malaka Jorge d'Albuquerque mengutus Henrique Leme untuk mengadakan hubungan dagang dengan Raja Sunda yang bergelar "Samiam". Perjanjian antara Portugis dan Kerajaan Sunda dibuat pada tanggal 21 Agustus 1522. Isi dari perjanjian tersebut antara lain : Portugis diizinkan untuk


Padrao Museum Nasional Indonesia

Fungsi dari batu Padrao bagi Portugis adalah menjadi tanda superioritasnya dari bangsa Eropa lainnya. Selain itu, penempatan Padrao berarti tempat tersebut telah diklaim sebagai milik bangsa Portugis. Diogo Cao tercatat sebagai orang pertama yang menempatkan Padrao dalam perjalanannya di sepanjang pantai Afrika pada 1482-1484.


Sejarah Prasasti Padrao Idsejarah

Sementara itu, Prasasti Padrao, yang juga ditetapkan sebagai benda cagar budaya, merupakan koleksi dari Museum Nasional Indonesia. Batu Padrao memiliki ketinggian sekitar 2,5 m dan memiliki 4 sisi.


Artefak yang ditemukan ditatar Sunda

Sementara, ujar Iwan, Prasasti Padrao ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya merupakan koleksi dari Museum Nasional Indonesia. Batu Padrao memiliki ketinggian sekitar 2,5 meter dan memiliki empat sisi, namun hanya dua sisi yang tampak ada inskripsinya, sedangkan dua bagian lain tidak memiliki inskripsi, namun memiliki pahatan yang kemungkinan besar dibuat oleh tangan manusia.


Prasasti Lonthoir, Jejak Eksploitasi Pala di Banda (Bagian 1) — Harta Banda

Batu setinggi 165cm ini merupakan sebuah tanda perjanjian Kerajaan Sunda-Portugis pada tahun 1522 yang dibuat oleh utusan dagang Portugis dari Malaka yang dipimpin Enrique Leme. Kemudian, jika dilihat dengan seksama permukaannya, terdapat banyak ukiran-ukiran pada permukaan batu Padrao tersebut. Apa sebenarnya fungsi batu Padrao ini?


Tokoh perintis penjelajahan samudra portugis (Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama) Pinhome

Di mana, pada tanggal 21 Agustus 1522 Batu Padrao ini menjadi penanda perjanjian internasional antara Kerajaan Sunda (Pajajaran) dan Portugis yaitu antara Surawisesa dan Henrique Leme. Kehadiran Prasasti Padrao ini juga sekaligus menjadi penanda pembangunan Sunda Kelapa sebagai salah satu zona ekonomi pada masa itu.


Kompleks Jalan Pasar Baru hingga Prasasti Padrao Jadi Cagar Budaya

Sebagai informasi, pada tanggal 21 Agustus 1522, Batu Padrao ini menjadi penanda perjanjian internasional antara Kerajaan Sunda (Pajajaran) dan Portugis yaitu Surawisesa dan Henrique Leme. Kehadiran Prasasti Padrao ini juga sekaligus menjadi penanda pembangunan Sunda Kelapa sebagai salah satu zona ekonomi pada masa itu. (Put/OL-09)

Scroll to Top